Isnin, 25 September 2017

Antara Muslim Fasik Dan Kafir – Mana Lebih Baik?

Mungkin ini boleh membantu menjelaskan persoalan di atas yang saya petik dari salah satu blog pendakwah :

“Pernah terbaca komen Ibn Taimiyyah, bahawa muslim yang jahat lebih baik dari kafir yang baik.

Ini kerana muslim yang jahat tetap mengakui Allah sebagai tuhannya dan beribadah kepada-Nya. Hanya dalam beberapa aspek kehidupannya, dia berbuat jahat.

Berbeza dengan kafir yang baik, dia mengingkari Allah sebagai tuhannya dan enggan beribadah kepada-Nya. Hanya dalam beberapa aspek kehidupannya, dia berbuat baik.

Ukuran baik atau jahat pertama sekali dimulakan dengan mengukur hubungan seorang manusia dengan Allah. Kemudian barulah diukur hubungannya sesama manusia, alam dan dirinya sendiri.

Dari sudut kepimpinan, kita tetap memilih muslim yang jahat kerana kewajipan kita dalam urusan wala’ (kesetiaan) ialah kepada sesama muslim. (Rujuk semula subjek al-Wala’ dan al-Bara’).

Memang, muslim yang jahat mungkin akan memerintah dengan zalim dan berbuat kezaliman. Namun jangan kita lupa kepada kekuasaan Allah yang mampu “membolak-balikkan hati dengan dua jari-Nya” sehingga boleh saja Allah menukar pemimpin itu dari sikap jahat kepada baik. Sebab itu dalam sebuah riwayat disebut: “Sessungguhnya Allah menjadikan orang mujrimun (yang banyak buat dosa dan kesalahan) membantu agama-Nya.”

Atau pemimpin itu tetap dengan kezalimannya, namun Allah menganugerahkan rahmat-Nya kepada rakyat sehingga mereka tetap hidup harmonis. Anugerah ini bukan kerana pemimpin tetapi kerana sikap rakyat yang wala’ kepada pemimpin zalim yang tetap mentauhidkan-Nya.”

لَيْسُوا سَواءً مِنْ أَهْلِ الْكِتابِ أُمَّةٌ قائِمَةٌ يَتْلُونَ آياتِ اللَّهِ آناءَ اللَّيْلِ وَ هُمْ يَسْجُدُونَ (113)

Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat- ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud ( sembahyang ).( 113 )

يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَ الْيَوْمِ الْآخِرِ وَ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَ يَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ يُسارِعُونَ فِي الْخَيْراتِ وَ أُولئِكَ مِنَ الصَّالِحينَ (114)

Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada ( mengerjakan ) berbagai kebaikan; mereka itu termasuk orang- orang yang saleh.(114)

وَ ما يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ وَ اللَّهُ عَليمٌ بِالْمُتَّقينَ (115)

Dan apa saja kebaikan yang mereka kerjakan, maka sekali- kali mereka tidak dihalangi ( menerima pahala )nya; dan Allah Maha Mengetahui orang- orang yang bertakwa.( 115 )

إِنَّ الَّذينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوالُهُمْ وَ لا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئاً وَ أُولئِكَ أَصْحابُ النَّارِ هُمْ فيها خالِدُونَ (116)

Sesungguhnya orang- orang yang kafir baik harta mereka maupun anak- anak mereka, sekali- kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikit pun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. ( 116 )

مَثَلُ ما يُنْفِقُونَ في‏ هذِهِ الْحَياةِ الدُّنْيا كَمَثَلِ ريحٍ فيها صِرٌّ أَصابَتْ حَرْثَ قَوْمٍ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ وَ ما ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَ لكِنْ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (117)

Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.( 117 )

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا بِطانَةً مِنْ دُونِكُمْ لا يَأْلُونَكُمْ خَبالاً وَدُّوا ما عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضاءُ مِنْ أَفْواهِهِمْ وَ ما تُخْفي‏ صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآياتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (118)

Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang- orang yang di luar kalanganmu) karena (mereka tidak henti- hentinya( menimbulkan )kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat- ayat( Kami ), jika kamu memahaminya.( 118 )

ها أَنْتُمْ أُولاءِ تُحِبُّونَهُمْ وَ لا يُحِبُّونَكُمْ وَ تُؤْمِنُونَ بِالْكِتابِ كُلِّهِ وَ إِذا لَقُوكُمْ قالُوا آمَنَّا وَ إِذا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الْأَنامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَليمٌ بِذاتِ الصُّدُورِ (119)

Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab- kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:” Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah( kepada mereka ):” Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.( 119 )

إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَ إِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِها وَ إِنْ تَصْبِرُوا وَ تَتَّقُوا لا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئاً إِنَّ اللَّهَ بِما يَعْمَلُونَ مُحيطٌ (120)

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.( 120 )