Isnin, 19 Disember 2011

MENULIS SATU IBADAH

Menulis merupakan sunnah semua para Nabi dan Rasul bahawa dalam rangka menyampaikan ilmu, mereka tidak meminta apa-apa bayaran. Allah Subhanahu wa Ta'alamenerangkan dasar ini melalui lisan salah seorang Rasul-Nya: Dan aku tidak meminta kepada kamu sebarang upah mengenai apa yang aku sampaikan (dari Tuhanku); balasanku hanyalah terserah kepada Allah Tuhan sekalian alam. [al-Syu‘ara 26:109]

Maka jika anda ialah seorang ilmuan pewaris para Nabi dan Rasul, anda sepatutnya memiliki manhaj yang sama ketika menyampaikan ilmu.
Menulis buku sama ertinya dengan mengajarkan ilmu. Ilmu yang diajarkan secara ikhlas tanpa mengharapkan imbalan duniawi, pahalanya tetap mengalir kepada penulis sekali pun setelah dia meninggal dunia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, maksudnya: Sesungguhnya di antara yang menyertai seorang mukmin dari amal dan kebaikannya setelah dia meninggal dunia ialah ilmu yang diajarkannya dan disebarkannya. [Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, hadis no: 77]
Bayangkan pahala yang diperolehi oleh para imam kita yang menulis buku tanpa royalti sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Penulisan mereka sentiasa mengalirkan pahala sehingga ke hari ini! Di manakah letaknya bandingan antara RM sekian-sekian dengan pahala yang berkekalan? jika anda menulis buku ikhlas sebagai satu sarana untuk menambahkan lagi ilmu anda dan memperbaiki agama anda, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memimpin anda ke arah itu. Allah berfirman, maksudnya: Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak agama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah berserta orang-orang yang berusaha membaiki amalannya.” [al-Ankabut 29:69]

Jika anda menulis buku ikhlas untuk membantu Islam dan umatnya, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menjanjikan:
“Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela (agama) Allah nescaya Allah membela kamu dan meneguhkan tapak pendirian kamu.” [Muhammad 47: 07]