Khamis, 9 Februari 2017

PENGKHIANAT DIRI SENDIRI

Khianat adalah sifat jahat yang terdapat dalam diri manusia. Khianat bermaksud seseorang yang menyeru kepada kebaikan tapi dia sendiri tidak melakukannya sendiri.

Allah SWT menyukai para hambaNya yang selalu menyuruh orang lain melakukan kebaikan serta mengamalkan kebaikan itu dengan penuh ketakwaan.

Sebaliknya, Allah SWT akan murka terhadap mereka yang meminta dan menyuruh orang lain melakukan kebaikan tetapi dirinya sendiri tidak mengamalkan kebaikan seperti yang dikatakannya.

Kelak, orang-orang yang mengkhianati perkataannya sendiri akan mendapat azab yang sangat pedih di neraka. Perkara ini seperti yang dijelaskan dalam kitab Riyadlus Shalihin, hasil karya Al-Imam Al 'Alamah Al Muhaddits, Muhyiddin Abu Zakarian Yahya bin Syarat An Nawawi Ad Dimasqi As Syafi'ie.

Dalam kitab tersebut dijelaskan bahawa seksa Allah SWT adalah amat berat terhadap orang-orang yang menyuruh orang lain ke arah kebaikan dan mencegah kemungkaran tetapi diri sendiri lalai untuk mengerjakan kebaikan sebagaimana yang disuruh kepada orang lain.

Mereka yang mengkhianati suruhan dan ucapannya sendiri, kelak akan diseksa di dalam neraka. Tubuh mereka akan dicampakkan dengan cara yang sangat kasar sehingga ususnya keluar dan mereka kekal berputar-putar di dalam neraka.

Ada sebuah hadis yang menguatkannya. Balasan terhadap para pengkhianat ini digambarkan dalam hadis dari Abu Zaid (Usamah) bin Zaid bin Harits r.a, berkata;

"Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda; Sesungguhnya dihadapkan di hari kiamat. Kemudian dicampakkan ke dalam neraka, maka keluar usus perutnya, lalu berputar-putar di dalam neraka bagaikan himar yang berputar di sekitar penggilingan, maka berkerumunlah ahli neraka padanya sambil berkata, "Hai Fulan, mengapakah engkau? Tidakkah dahulu menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?"

Fulan itu menjawab, "Benar, saya dahulu menganjurkan kebaikan, tetapi saya sendiri tidak mengerjakannya dan saya mencegah kemungkaran, tetapi saya sendiri melakukannya". (Hadis Riwayat Bukhari Muslim).

Dengan demikian, sangatlah jelas bahawa seluas manapun ilmu seseorang tapi jika itu tidak diamalkan, maka semuanya akan menjadi sia-sia. Malah kelak orang-orang seperti itu akan diminta bertanggungjawab di akhirat kelak.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Tapak kedua kaki hamba kelak di hari kiamat tidak akan bergeser hingga ia ditanya tentang empat perkara, diantaranya tentang ilmunya, apa yang telah ia amalkan". (Hadis riwayat Turmudzi).

Berdasarkan hadis tersebut, jelaslah bahawa ilmu serta pengetahuan yang telah diberikan Allah SWT melalui Al-Qur'an serta hadis, tujuannya adalah untuk diamalkan, bukan hanya untuk diajarkan kepada orang lain sahaja.

Ini kerana memerintahkan ke arah kebaikan namun tidak diimbangi dengan pengamalan dirinya sendiri bererti sama saja dengan mendustakan.

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman; "Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?" (QS. Al-Mu'minuun: 105)

Ayat Al-Qur'an menjelaskan, banyak sekali kandungan ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang kemurkaan Allah SWT kepada orang-orang yang hanya mampu berkata dan memerintahkan kebaikan, namun ia sendiri tidak melakukannya. Di antara teguran keras tersebut ada di dalam Suarh Al-Baqarah ayat 44 dan Surah Ash Shaff ayat 2-3.

Allah SWT berfirman, "Mengapakah kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedangkan kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri. Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berfikir?" (QS. Al-Baqarah: 44)

Allah SWT berfirman, "wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah SWT bahawa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan". (QS. Ash Shaff: 2-3)

Itulah azab yang diberikan Allah SWT terhadap orang-orang yang khianat. Semoga kita dihindarkan dari sifat khianat ini, mampu menasihati ke arah kebaikan tapi diri sendiri tidak melaksanakannya.