Jumaat, 13 Oktober 2017

HUBUNGAN KEPADA ALLAH DAN MANUSIA

Ada banyak tuntutan yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim dalam kehidupan di dunia ini, salah satunya adalah keharusan menjalin habulum minallah (hubungan yang baik kepada Allah) dan hablum minannas (hubungan yang baik dengan manusia). Hal ini ditekankan karena manusia sangat memerlukan Tuhan dan Tuhan yang sesungguhnya adalah Allah Swt, disamping itu manusia juga tidak bisa hidup sendirian, karenanya ia memerlukan manusia lain yang dapat berinteraksi secara baik untuk bisa mewujudkan kehidupan yang baik. Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman:

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mensekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah terhadap kedua ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, orang yang dalam perjalanan dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS 4:36).

HUBUNGAN KEPADA ALLAH SWT

Menjalin hubungan baik kepada Allah Swt bagi manusia merupakan sesuatu yang sangat mendasar. Manusia telah dicipta oleh Allah Swt, bagaimana mungkin ia tidak mau menyembah dan mengabdi kepada sang pencipta, bukankah hal itu menunjukkan bahwa ia tidak pandai bersyukur kepada Allah Swt?. Oleh karena itu, di dalam ayat di atas, manusia harus menyembah Allah Swt dan menunjukkan pengabdian kepada-Nya dengan semurni-murninya sehingga ia tidak boleh mensekutukan Allah dengan apapun dan siapapun juga, inilah yang disebut dengan syirik.

Sebagai muslim, kita tidak dibenarkan melakukan syirik, baik syirik yang besar maupun syirik yang kecil. Namun Rasulullah Saw ternyata tidak begitu khawatir akan kemungkinan kita melakukan syirik yang besar yakni menuhankan atau menyembah selain Allah Swt, karena rasanya hal itu tidak mungkin orang yang mengaku muslim tapi menuhankan selain Allah Swt. Yang sangat dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad Saw justeru adalah apabila kita melakukan syirik yang kecil, karena hal ini membuat nilai amalnya menjadi terhapus. Dalam satu hadits, Rasulullah Saw bersabda:

Sesungguhnya yang aku sangat khawatirkan atas kamu adalah apabila kamu melakukan syirik yang kecil. Sahabat bertanya: “Apakah syirik yang kecil itu ya Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Riya” (HR ).

HUBUNGAN DENGAN SESAMA

Manusia antara yang satu dengan lainnya saling membutuhkan, karena itu seharusnya sesama manusia bisa menjalin hubungan yang sebaik-baiknya. Di dalam ayat di atas, disebutkan contoh-contoh kepada siapa saja manusia harus menjalin hubungan yang sebaik-baiknya, yakni kepada delapan kelompok orang.

Pertama, Berlaku baik kepada kedua orang tua. Setiap orang tua, pasti ingin agar anaknya dapat berlaku baik kepadanya. Orang tua disamping telah melahirkan dan membesarkan juga  mendidik dengan pengorbanan harta dan jiwa sehingga seorang anak tumbuh dan besar dengan baik. Karena itu, setiap anak harus mampu menunjukkan kebaikan dengan sebaik-baiknya kebaikan kepada orang tuanya, ini karena sebaik apapun perbuatannya kepada orang tua, tetap saja hal itu tidak akan mampu membalas jasa dan kebaikan orang tua.

Kedua, Berlaku baik kepada kerabat. Kerabat, keluarga atau famili, baik hubungannya dari pihak suami atau isteri, dari bapak atau ibu merupakan orang yang sangat kita perlukan dalam kehidupan ini. Kerana itu hubungan kekerabatan yang sering disebut dengan silaturrahim harus disambung dan dikuatkan. Karenanya sangat tidak dibenarkan di dalam Islam bila seorang muslim memutuskan hubungan silaturrahim, bahkan hal itu bisa menyebabkan seseorang terhalang untuk masuk ke dalam surga. Hal ini menjadi sangat penting karena bagaimana mungkin seseorang bisa berlaku baik kepada orang lain bila dengan keluarganya saja ia tidak berlaku baik.

Ketiga, Berlaku baik kepada anak yatim. Setiap anak pasti membutuhkan perhatian, pendidikan dan nafkah dari orang tuanya. Namun bila orang tuanya telah wafat yang menyebabkan si anak menjadi yatim, maka kaum muslimin dituntut menggantikan apa yang harus dilakukan orang tua terhadap anaknya. Oleh karena itu, Rasulullah Saw memberikan perhatian yang begitu besar kepada anak yatim sehingga ada anak yang tidak yatim, tapi ingin menjadi yatim karena iapun ingin mendapatkan perlakuan yang begitu baik dari Nabi sebagaimana yang didapat oleh temannya yang yatim. Penghargaaan Rasulullah Saw kepada orang yang mengurus anak yatim juga sangat besar, yakni mendapatkan tempat yang dekat dengan beliau di dalam surga sebagaimana dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah. Rasulullah Saw juga menyatakan bahwa rumah yang terbaik adalah yang di dalamnya ada anak yatim yang diasuh dan diurus dengan baik, sedangkan rumah yang buruk adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim tapi tidak diurus anak itu dengan baik.

Keempat, Berlaku baik kepada orang miskin. Menjadi miskin merupakan keadaan yang tidak disukai oleh manusia. Karena itu, kemiskinan harus diatasi meskipun pada masyarakat kita semakin banyak orang yang menjadi miskin.  Kemiskinan satu orang belum bisa diatasi, tapi sudah muncul orang miskin yang baru. Oleh karena itu, seorang muslim harus berlaku baik kepada orang miskin, apalagi bila sampai bisa membantu mengatasi kemiskinan yang  dialaminya. Banyaknya orang miskin merupakan ladang amal shaleh bagi kita bila kita bisa berlaku baik dengan sebaik-baiknya.

 Kelima, Berlaku baik kepada tetangga. Keberadaan tetangga sangat kita butuhkan dalam hidup ini. Karena itu, setiap manusia apalagi sebagai muslim harus berlaku sebaik mungkin kepada tetangga. Raasulullah Saw bercerita bahwa beliau sering didatangi malaikat Jibril, tiap kali dating Jibril seringkali berwasiat kepada Nabi agar berlaku baik kepada tetangga hingga Nabi merasa seolah-olah antar tetangga bias saling mewarisi. Itu berarti, antar tatangga seharusnya bias diperlakukan seperti keluarga sendiri. Karenanya berlaku baik kepada tetangga menjadi salah satu bukti keimanan yang sejati.

Keenam, Berlaku baik kepada teman sejawat. Teman atau sahabat merupakan salah satu yang sangat kita perlukan dalam kehidupan ini. Seenak-enak dan sekuat-kuatnya manusia dalam hidup ini, ia tidak akan bisa hidup sendirian, ia membutuhkan teman yang sejati, karena itu dalam persahabatan dengan orang lain, seorang muslim harus bersahabat dengan persahabatan yang sebaik-baiknya, persahabatan yang bisa berbagi dan merasakan penderitaan maupun kebahagiaan.

Ketujuh, Berlaku baik kepada Musafir. Orang yang dalam perjalanan untuk suatu urusan yang baik disebut dengan ibnu sabil. Ketika melakukan safar (perjalanan) bisa jadi seseorang merasakan kesulitan meskipun tidak selalu berupa kesulitan ekonomi, misalnya tersesat jalan yang perlu kita membantu menjelaskan rute perjalanan yang harus ditempuhnya, bukan malah sengaja menyesatkannya.

Kedelapan, Berlaku baik kepada Hamba sahaya. Hamba sahaya atau budak seharusnya diperlakukan dengan baik, karena ia banyak membantu majikannya. Dalam kehidupan sekarang, kita menyebutnya dengan permbantu rumah tangga meskipun ia berbeda kedudukannya dengan hamba sahaya. Oleh karena itu, sangat tercela bila seseorang tidak bias berlaku baik kepada pembantu rumah tangganya yang dalam kehidupannya sehari-hari bersama keluarga sangat besar manfaatnya.

 JANGAN SOMBONG.

 Dalam rangkaian penyebutan kepada siapa saja manusia harus berbuat baik, selanjutnya Allah Swt menutup ayat di atas dengan kalimat: “Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang sombong dan membanggakan diri”.  Kesan yang bias kita tangkap dari kalimat ini adalah manusia jangan sombong kepada orang tuanya, meskipun ia lebih pintar dan kaya, ia juga tidak boleh sombong dengan kerabatnya, meskipun mereka orang yang lemah, miskin dan bodoh, jangan smbong kepada anak yatim karena anak saat dimana anak kita juga menjadi yatim. Jangan sombong kepada orang miskin karena ada saat dimana kitapun bisa menjadi miskin secara tiba-tiba. Jangan sombong kepada tetangga karena merekalah orang yang pertama memberikan pertolongan atau kita mintalak pertolongan saat kita kesulitan. Jangan sombong kepada teman karena kita sangat membutuhkannya. Jangan sombong kepada musafir karena ada saat dimana kitapun menjadi musafir dan jangan sombong kepada pembantu rumah tangga karena mereka besar bantuannya kepada kita meskipun tidak besar upah yang kita berikan.

Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa manusia antara satu dengan lainnya saling memerlukan, karenanya harus dijalin hubungan yang baik dengan sesamanya, tapi semua itu harus dilandasi pada hubungan yang baik kepada Allah Swt. Sehingga setiap kita harus menjalin hubungan baik kepada Allah lalu dibuktikan dengan menjalin hubungan baik dengan sesame manusia, sedangkan hubungan yang baik dengan sama manusia harus didasari atas hubungan baik epada Allah Swt. Bila ini bisa kita wujudkan, maka kebahagiaan dan kedamaian hidup manusia bisa diperoleh.

 Muhammad Haikal, S.Ag