Isnin, 23 November 2015
Manhaj Wasatiyah Ahli Sunnah Terhadap Syiah
Ternyata, ramainya isu anti wahabi dalam beberapa tahun terakhir adalah ulah Syi’ah. Perselisihan antara Salafi Wahabi dengan kelompok Aswaja merupakan propaganda Syi’ah untuk memecah-belah keluarga besar Ahlus sunnah di Indonesia.
Keterangan ini disampaikan Anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat, Fahmi Salim Zubair, M.A. dalam acara bedah buku MUI “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” di masjid An-Nuur, Mahogany Residence, Cibubur, Ahad (06/04/14) pagi.
Salah satu tim penulis buku MUI ini menghimbau kepada umat Islam pengikut ajaran Nabi SAW, baik itu salafi, Muhammadiyah, Aswaja dan lainnya agar bersatu serta meninggalkan perselisihan dalam masalah furu’iyyah.
“Yang penting kita satu koridor, Ahlussunnah wal Jama’ah,” tegasnya.
Ustadz Fahmi yang juga menjabat sebagai wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menilai, pihak yang paling diuntungkan dari konflik dan perselisihan antar sesama Ahlus sunnah wal Jama’ah adalah Syi’ah.
“Yang paling mendapat keuntungan dari perselisihan antara Salafy-Wahabi dan Aswaja adalah Syi’ah,” tuturnya.
Sementara dr. Haidar Bawazier yang juga didaulat menjadi narasumber dalam acara tersebut menjelaskan, walaupun Aswaja dan Salafi berselisih, tapi rujukan mereka satu, Al-Qur’an dan Hadits. Perbedaan-perbedaan dalam masalah furu’iyyah bisa didudukkan oleh orang-orang alim diantara mereka, bukan bawahan-bawahannya. Sedangkan perselisihan dengan Syi’ah adalah perselisahan yang tidak akan pernah bersatu. Ajakan ukhuwah Islamiah mereka (syiah) hanya akan merugikan Ahlus sunnah wal Jama’ah. [PurWD/umam/voa-islam.com] Ahad, 6 Jumadil Akhir 1435 H / 6 April 2014 21:46 wib
(nahimunkar.com)