Wudhu sangat berkaitan dengan syarat sah sebuah ibadah. Tanpa wudhu ibadah yang dilakukan tidak akan sah alias batal. Karena itu penting kiranya memperhatikan bagaimana cara berwudhu yang benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Berikut tata cara wudhu.
Pertama, Membaca Basmalah
Bismillahirrohaanirrohiim
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Kedua, Berdoa sebelum wudhu:
Asyhadu al laa ilaaha illa-Llahu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warosuluhu
“Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasulnya.
Ketiga, saat menyentuh air wudhu, berdoa:
Alhamdulillahi alladzi ja’ala al-maa`a thohuuron
“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air yang suci dan mensucikan.
Doa ini dimaksudkan sebagai rasa syukur kita kepada Allah yang telah menjadikan air sebagai alat bersuci kita sekaligus sebagai sumber kehidupan.
Keempat, menggosok gigi atau bersiwak.
Tatacara menggosok gigi sesuai ajaran Rasulullah ialah dilakukan dengan tangan kanan, dimana posisi jari kelingking berada di pangkal siwak, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis berada di atas, serta jari jempol di bawah. Kemudian menggerakkan siwak kebagian gigi sebelah kanan, diteruskan dengan sebelah kiri, dan diteruskan dengan mengusap tenggorokan.
Sesudah itu berdoa:
Allahumma bayyidl bihi asnaani wa syudda bihi litsaati wa tsabbit lihaa`i wa baarikli fiihi yaa Arhamarraahimiin
“Ya Allah, dengan menggosok gigi ini, putihkanlah gigiku, kuatkanlah gusiku, tetapkanlah lidahku, dan berkahi aku di dalamnya wahai Dzat Paling Pengasih diantara Terkasih”.
Kelima, membasuh telapak tangan sebanyak 3 kali. Sambil berdoa:
Allahumma ihfadz yadi min ma’aashiika kullaha
“Ya Allah, jagalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat”.
Keenam, berkumur sekaligus mencuci lubang hidung dengan sekali cakupan air. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali.
Saat berkumur, disunnahkan berdoa di dalam hati:
Pertama, Membaca Basmalah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمْ
Bismillahirrohaanirrohiim
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Kedua, Berdoa sebelum wudhu:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Asyhadu al laa ilaaha illa-Llahu wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warosuluhu
“Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasulnya.
Ketiga, saat menyentuh air wudhu, berdoa:
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْمَاءَ طَهُورًا
Alhamdulillahi alladzi ja’ala al-maa`a thohuuron
“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air yang suci dan mensucikan.
Doa ini dimaksudkan sebagai rasa syukur kita kepada Allah yang telah menjadikan air sebagai alat bersuci kita sekaligus sebagai sumber kehidupan.
Keempat, menggosok gigi atau bersiwak.
Tatacara menggosok gigi sesuai ajaran Rasulullah ialah dilakukan dengan tangan kanan, dimana posisi jari kelingking berada di pangkal siwak, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis berada di atas, serta jari jempol di bawah. Kemudian menggerakkan siwak kebagian gigi sebelah kanan, diteruskan dengan sebelah kiri, dan diteruskan dengan mengusap tenggorokan.
Sesudah itu berdoa:
اللَّهُمَّ بَيِّضْ بِهِ أَسْنَانِيْ وَشُدَّ بِهِ لِثَاتِيْ وَثَبِّتْ بِهِ لِهَائِيْ وَبَارِكْ لِيْ فِيْهِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Allahumma bayyidl bihi asnaani wa syudda bihi litsaati wa tsabbit lihaa`i wa baarikli fiihi yaa Arhamarraahimiin
“Ya Allah, dengan menggosok gigi ini, putihkanlah gigiku, kuatkanlah gusiku, tetapkanlah lidahku, dan berkahi aku di dalamnya wahai Dzat Paling Pengasih diantara Terkasih”.
Kelima, membasuh telapak tangan sebanyak 3 kali. Sambil berdoa:
اللَّهُمَّ احْفَظْ يَدِيْ مِنْ مَعَاصِيْكَ كُلِّهَا
Allahumma ihfadz yadi min ma’aashiika kullaha
“Ya Allah, jagalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat”.
Keenam, berkumur sekaligus mencuci lubang hidung dengan sekali cakupan air. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali.
Saat berkumur, disunnahkan berdoa di dalam hati:
اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ اللَّهُمَّ اسْقِنِي مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأْسًا لَا أَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدًا
Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika, Allahumma asqini min haudli nabiyyika shollallahu ‘alaihi wa sallam ka’san laa adzma’a ba’dahu Abadan
“Ya Allah, tolonglah aku (untuk selalu) mengingat dan bersyukur pada-Mu. Ya Allah, beri aku minuman dari telaga Kautsar Nabi Muhammad, yang begitu menyegarkan hingga aku tidak merasa haus selamanya”.
Dan saat membersihkan lubang hidung, saat menghirup air, dalam hati berdoa:
اللَّهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَةَ الْجَنَّةِ اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنِيْ رَائِحَةَ نِعَمِكَ وَجَنَّاتِك
Allahumma Arihni Raaihatal jannah. Allahumma laa tahrimni raaihata ni’amika wa jannatika
“Ya Allah, (izinkan) aku mencium wewangian surga. Ya Allah, jangan halangi aku mencium wanginya nikmat-nikmatmu dan wanginya surga.
Sedangkan ketika mengeluarkan air dari lubang hidung, berdoa:
اَلَّلهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ رَوَائِحِ النَّارِ وَسُوْءِ الدَّارِ
Allahumma inni a’udzu bika min rawaaihin naar wa suu`i daar
“Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari busuknya aroma neraka, dan dari buruknya tempat kembali”.
Ketujuh, niat wudhu dibarengi dengan membasuh wajah. Mengingat bahwa niat harus berbarengan dengan melakukan tindakan ibadah yang pertama.
Niat wudhu tersebut adalah:
نَوَيْتُ الْوُضُوْءِ لِرَفْعَ الْحَدَثِ الأَصْغَرِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَي
Nawaitul wudlu`a li rof’il hadatsil ashghori fardlan lillahi ta’ala.
“Aku niat berwudlu untuk menghilangkan hadats kecil, fardlu karena Allah Ta’ala”
Prosesi yang dilakukan pada saat niat ini ialah secara berbarengan mulut mengucapkan kalimat “nawaitu…” hingga akhir, hati berbisik “Aku niat berwudlu …” hingga akhir, dan tangan menyiramkan air ke wajah. Ketiga hal itu harus dilakukan secara berbarengan. Jika merasa kesulitan, jangan berkecil hati, tetaplah berusaha, Insya Allah, Allah akan membukakan pintu hidayah untuk kita.
Kedelapan, membasuh wajah secara keseluruhan dan dilebihkan sedikit. Sambil berdoa:
اللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ
Allahumma bayyidl wajhi yauma tabyadldlu wujuuhun wa taswaddu wujuuh
“Ya Allah, putihkanlah wajahku di hari ketika wajah-wajah memutih dan menghitam”
Doa ini ialah doa agar di akhirat kelak Allah menggolongkan kita sebagai orang baik, dimana saat berkumpul di padang mahsyar, orang baik dicirikan dengan berwajah putih, dan sebaliknya orang jelek dicirikan dengan berwajah hitam kusam.
Kesembilan, membasuh kedua tangan secara sempurna, yakni dengan menggosok sela-sela jemari, membasuhnya hingga siku dan dilebihkan sedikit hingga ke atasnya.
Saat membasuh tangan kanan, berdoa:
اللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِينِيْ وَحَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيرًا
Allahumma a’thini kitaabi biyamiini, wa haasibni hisaaban yasiiran.
“Ya Allah, berikanlah kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kananku, dan hisablah aku dengan hisab yang ringan”
Baca Juga : Empat Hal yang Disunahkan saat Salat Jenazah
Sedangkan saat membasuh tangan kiri, berdoa:
اللَّهُمَّ لَا تُعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِشِمَالِيْ وَلَا مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِيْ
Allahumma laa tu’thini bi syimaali, wa laa min waraa`i dzahri
“Ya Allah, jangan Kau berikan kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kiriku, dan jangan pula diberikan dari balik punggungku”.
Tentang doa diatas, kelak di akhirat nanti, Allah akan memberikan pada semua manusia, catatan amal mereka masing-masing. Apabila manusia tersebut amalnya baik, maka ia akan menerima kitab amalnya dengan tangan kanan dan berhadapan muka, namun apabila amalnya jelek, maka ia akan menerima kitab amalnya dengan tangan kiri dan diberikan dari balik punggung.
Kesepuluh, mengusap sekujur kepala. Cara paling sempurna adalah mengusap kepala dari depan ke belakang dan dikembalikan lagi ke depan, demikian diulang sebanyak 3 kali. Sambil berdoa:
اللَّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ وَأَظِلَّنِيْ تَحْتَ عَرْشِكَ يَوْمَ لَا ظِلَّ إلَّا ظِلُّك
Allahumma harrim sya’ri wa basyari ‘ala an-naari wa adzilni tahta ‘arsyika yauma laa dzilla illa dzilluka.
“Ya Allah, halangi rambut dan kulitku dari sentuhan api neraka, dan naungi aku dengan naungan singgasana-Mu, pada hari ketika tak ada naungan selain naungan dari-Mu”.
Kesebelas, mengusap telinga, area dalam dan area luarnya. Cara melakukannya yang sempurna ialah masukkan telunjuk pada lubang telinga, gunakan jempol untuk mengusap area dalam daun telinga, dilanjut mengusap area luar daun telinga.
Pada saat mengusap telinga, dalam hati berdoa:
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ
Allahumma ij’alni minalladziina yastami’uunal qoula fayattabi’uuna ahsanahu.
“Ya Allah, jadikanlah aku orang-orang yang mampu mendengar ucapan dan mampu mengikuti apa yang baik dari ucapan tersebut”.
Kedua belas, membasuh kaki secara sempurna, yakni dengan menggosok sela-sela kaki. Caranya ialah menggosok sela-sela kaki kanan dengan tangan kiri, dan menggosok sela-sela kaki kiri dengan tangan kanan. Disempurnakan juga dengan memanjangkan basuhan hingga diatas kaki.
Rasulullah sangat menganjurkan melebihkan basuhan muka dan memanjangkan basuhan kaki serta tangan. Beliau bersabda bahwa kelak di akhirat, orang-orang yang berwudlu dengan cara demikian, akan bersinar wajah, kedua tangan, dan kedua kakinya.
Saat membasuh kaki kanan berdoa:
اللهم اجْعَلْهُ سَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا. اللَّهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمِيْ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ الْأَقْدَامُ
Baca Juga : Jumlah Basuhan Saat Berwudhu
Allahumma ij’alhu sa’yan masykuuran wa dzamban maghfuuran wa ‘amalan mutaqabbalan. Allahumma tsabbit qadami ‘ala shiraathi yauma tazila fiihi al-aqdaam.
“Ya Allah, jadikanlah (segenap langkahku) sebagai usaha yang disyukuri, sebagai penyebab terampuninya dosa dan sebagai amal yang diterima. Ya Allah, mantapkanlah telapak kakiku saat melintasi jembatan shirathal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki yang tergelincir”
Dan saat membasuh kaki kiri berdoa:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ تَنْزِلَ قَدَمِيْ عَنِ الصِّرَاطِ يَوْمَ تَنْزِلُ فِيْهِ أَقْدَامُ الْمُنَافِقِيْنَ
Allahumma inni a’uudzu bika an tanzila qadami ‘an ash-shiraathi yauma tanzilu fiihi aqdaamul munaafiqiin
“Ya Allah, aku berlindung pada-Mu, dari tergelincir saat melintasi jembatan shirathal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki orang munafik yang tergelincir”.
Terkait doa diatas, kelak di akhirat, semua manusia akan melewati jembatan shirathal mustaqim, yakni jembatan yang dibawahnya terdapat jurang menuju neraka, dan di ujung jembatan terdapat surga. Orang yang beriman niscaya akan mampu melewati jembatan tersebut dan menuju surga, sementara orang munafik, banyak yang tergelincir dan masuk ke jurang neraka.
Terakhir, tertib dan melakukan semua rukun secara berkesinambungan tanpa ada pemisah.
Setelah wudhu dianjurkan membaca doa:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
Asyhadu al laa ilaaha illaLlah wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu. Allahumma ij’alni minat tawwaabiina waj’alni minal mutathahhiriin. Subhaanaka Allahumma wa bihamdika asyhadu al laa ilaaha illa Anta astaghfiruka wa atuubu ilaik. Wa shallaLlahu ‘ala sayyidina Muhammad wa `aali Muhammad.
“Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku sebagian dari orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku sebagian dari orang yang suci. Maha suci engkau Ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Engkau, aku meminta ampunan pada-Mu, dan bertaubat pada-Mu. Semoga berkah rahmat Allah senantiasa terlimpahkan pada nabi Muhammad dan keluarganya.”